Minggu, 10 Maret 2013


Hari ini adalah hari minggu yang paling membahagiakan, selain tetep masuk karena ada schedule dari panitia PPDB 2013/2014 yang mana hari minggu itu adalah hari paling cocok kalo buat istirahat bobok imut, juga karena harusnya ini jatahku pulang kampung. Bener-bener sesuatu banget. Uda 3 bulan lebih gag nengok kampung halaman. Rasane kangen bercampur gemes liat keimyuutan kampung Pringapusku. Uda lama juga gag ketemu bunda n adek-adekQ di rumah. Gimana ya kabar desaQ yang sangat aku cintai sehidup semati ini di tinggal punggawanya merantau ke negeri orang ?? Ya semuga saja ALLOH tetep menjaga kelestarian,keamanan dan kenyamanaan desaQ yang permai. Aamiin Ya Robb.
Lama-lama hidup meratau itu menyenangkan juga. Jauh dari orang tua, hidup serba sederhana, hidup lebih agak sedikit teratur dan pengalaman baru pastinya. Berbeda dengan kehidupanku 3 tahun silam sebelum masa perantauan ini berlangsung. Hidup serba mewah, serba ‘gaul’, serba ada, dan serba-serbi lainnya. Ketika dulu masih di rumah semua serba enak dan mudah, makan disuapin, pergi dianterin, butuh uang buat jajan dikasih. Pokok’e serba enak Kayak hidup d’Syurga. Emang pernah  ngrasain mati n tinggal di Syurga ?? Yakin kalo bakal tinggal di Syurga ?? Boleh sih menghayal tapi kalo bilang hidup seperti di Syurga itu ketinggian. Nikmatin dulu dahsyatnya api neraka yang siap menggosongkan kulit dan tulang-tulangmu sebelum merasakan sejuknya keindahan Syurga-Nya. Ya buat motivasi diri sendiri aja untuk senantiasa berusaha melakukan amalan sholih. J. ALLOH aja belum pernah melihatkan Syurga-NYA tapi kita uda bilang ‘WOOW’ gini bagaimana kalo uda dilihatkan dan kita di tempatkan disana selamanya ?? bikin mata kita gag bisa kedip berhari-hari karena melihat ke-subhanalloh-an ciptaan-NYA.
Proses kehidupan di dunia perantauan itu bukanlah semudah makan nasi goreng pake sendok, tapi sesulit nangkap lalat pake sumpit dari sapu lidi yang d’potong 7 lapis. Sulit, bikin gemes dan bikin Flu ditambah diare 3 hari tiga malam. Butuh waktu proses adaptasi yang gag begitu singkat karena hidup di lingkungan baru itu butuh penyesuain diri dan interaksi dengan alam juga. Kalo kita gag bisa mempertahankan diri kita dengan lingkungan baru bakal mati perlahan-lahan. Dari yang dulunya kita masih suka ‘mbenalu’ sama orang tua, masih suka menggantungkan diri di bahu orang lain (untung aja gag mati) menjadi mandiri (mandi sendiri).  Kapan maju dan berkembangnya kalo kita seperti itu terus ?? kita hidup juga butuh makan dan minum gag cuman baju sama Motor aja. Kita lapar haus itu gag makan kancing baju ato bensin tapi suplai makanan yang bergizi dan berstandar Halalan wa Thoyyiban. Dengan makan dan minum kita bisa menyambung hidup dan senatiasa beribadah kepada-NYA.
Ini sebuah pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga hidup di tanah kelahiran orang lain. Menjalani kehidupan yang sangat keras dan penuh tantangan ini. Harus bisa memilah dan memilih mana yang baik untuk kita, baik untuk suatu lingkungan dan mana yang kurang bermanfaat bagi diri kita. Tentunya dengan ILMU dan IMAN yang kita miliki semua akan jelas perbedaannya. Pekerjaan apapun mau dikerjakan asalkan halal. Kalo masalah cukup ato tidak itu tergantung dengan standar Syukur kita kpada ALLOH. Kita berkhusnudzon bahwa ALLOH itu Maha Adil dan Maha Kaya. Termasuk menciptakan makhluk-Nya dengan kaya rayanya. Makanya jangan gengsi dengan apa yang kita kerjakan ini toh ini proses untuk kebaikan selanjutnya. Kita bisa sukses itu karena suatu proses perjalanan itu. Step by step. Gag ada yang istant dalam hidup ini kecuali sarimi rasa bawang merah. Tiba-tiba kepikiran mie instant karena dari tadi belum makan cuman ngemil air putih sama snack sisa acara tadi. Dan itulah salah satu nikmatnya jadi anak perantauan.
Sembari benahi diri dan belajar jadi pemuda yang tangguh mengarungi badai dan Tsunami kehidupan aku mencoba untuk sabar melakukan semua ini. Ya meski kadang masih ada celah males, molor, kurang semangat tapi aku yakin semua akan bisa teratasi asal kita nyadar sebelum disadarkan. Terkadang juga merasa bersalah kalo pekerjaan belum kelar, masih kurang ini dan itu. Anggap saja itu sebuah masukkan positif. Ambil yang baik-baik aja dan kembalikan yang jelek-jelek. Salah siapa ngasih yang kurang bermutu ?? ya kembalikan aja kalo ‘sesuatu’ itu ‘jelek’ untuk kita. Mata uda mulai berat sebelah ternyata pertanda kalo kapasitas energy uda mulai menipis. Gag bisa d’paksain lagi. Ya udalah. Mau bobok imut dulu buat persiapan aktivitas besok pagi lagi. Jangan menyerah dan putus asa. Ingat masadepanmu dan CHANGE NOW !!! *eL_Roudz**

0 cobrotanya:

Posting Komentar