Hari ini
adalah hari minggu yang paling membahagiakan, selain tetep masuk karena ada schedule
dari panitia PPDB 2013/2014 yang mana hari minggu itu adalah hari paling cocok
kalo buat istirahat bobok imut, juga karena harusnya ini jatahku pulang kampung.
Bener-bener sesuatu banget. Uda 3 bulan lebih gag nengok kampung halaman. Rasane
kangen bercampur gemes liat keimyuutan kampung Pringapusku. Uda lama juga gag
ketemu bunda n adek-adekQ di rumah. Gimana ya kabar desaQ yang sangat aku
cintai sehidup semati ini di tinggal punggawanya merantau ke negeri orang ?? Ya
semuga saja ALLOH tetep menjaga kelestarian,keamanan dan kenyamanaan desaQ yang
permai. Aamiin Ya Robb.
Lama-lama
hidup meratau itu menyenangkan juga. Jauh dari orang tua, hidup serba
sederhana, hidup lebih agak sedikit teratur dan pengalaman baru pastinya. Berbeda
dengan kehidupanku 3 tahun silam sebelum masa perantauan ini berlangsung. Hidup
serba mewah, serba ‘gaul’, serba ada, dan serba-serbi lainnya. Ketika dulu
masih di rumah semua serba enak dan mudah, makan disuapin, pergi dianterin,
butuh uang buat jajan dikasih. Pokok’e serba enak Kayak hidup d’Syurga. Emang pernah
ngrasain mati n tinggal di Syurga ?? Yakin
kalo bakal tinggal di Syurga ?? Boleh sih menghayal tapi kalo bilang hidup
seperti di Syurga itu ketinggian. Nikmatin dulu dahsyatnya api neraka yang siap
menggosongkan kulit dan tulang-tulangmu sebelum merasakan sejuknya keindahan
Syurga-Nya. Ya buat motivasi diri sendiri aja untuk senantiasa berusaha
melakukan amalan sholih. J.
ALLOH aja belum pernah melihatkan Syurga-NYA tapi kita uda bilang ‘WOOW’ gini
bagaimana kalo uda dilihatkan dan kita di tempatkan disana selamanya ?? bikin
mata kita gag bisa kedip berhari-hari karena melihat ke-subhanalloh-an
ciptaan-NYA.
Proses kehidupan
di dunia perantauan itu bukanlah semudah makan nasi goreng pake sendok, tapi
sesulit nangkap lalat pake sumpit dari sapu lidi yang d’potong 7 lapis. Sulit,
bikin gemes dan bikin Flu ditambah diare 3 hari tiga malam. Butuh waktu proses
adaptasi yang gag begitu singkat karena hidup di lingkungan baru itu butuh penyesuain
diri dan interaksi dengan alam juga. Kalo kita gag bisa mempertahankan diri
kita dengan lingkungan baru bakal mati perlahan-lahan. Dari yang dulunya kita
masih suka ‘mbenalu’ sama orang tua, masih suka menggantungkan diri di bahu
orang lain (untung aja gag mati) menjadi mandiri (mandi sendiri). Kapan maju dan berkembangnya kalo kita seperti
itu terus ?? kita hidup juga butuh makan dan minum gag cuman baju sama Motor
aja. Kita lapar haus itu gag makan kancing baju ato bensin tapi suplai makanan
yang bergizi dan berstandar Halalan wa Thoyyiban. Dengan makan dan minum kita
bisa menyambung hidup dan senatiasa beribadah kepada-NYA.
Ini sebuah
pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga hidup di tanah kelahiran orang
lain. Menjalani kehidupan yang sangat keras dan penuh tantangan ini. Harus bisa
memilah dan memilih mana yang baik untuk kita, baik untuk suatu lingkungan dan
mana yang kurang bermanfaat bagi diri kita. Tentunya dengan ILMU dan IMAN yang
kita miliki semua akan jelas perbedaannya. Pekerjaan apapun mau dikerjakan asalkan
halal. Kalo masalah cukup ato tidak itu tergantung dengan standar Syukur kita
kpada ALLOH. Kita berkhusnudzon bahwa ALLOH itu Maha Adil dan Maha Kaya. Termasuk
menciptakan makhluk-Nya dengan kaya rayanya. Makanya jangan gengsi dengan apa yang
kita kerjakan ini toh ini proses untuk kebaikan selanjutnya. Kita bisa sukses
itu karena suatu proses perjalanan itu. Step by step. Gag ada yang istant dalam
hidup ini kecuali sarimi rasa bawang merah. Tiba-tiba kepikiran mie instant
karena dari tadi belum makan cuman ngemil air putih sama snack sisa acara tadi.
Dan itulah salah satu nikmatnya jadi anak perantauan.
Sembari benahi
diri dan belajar jadi pemuda yang tangguh mengarungi badai dan Tsunami
kehidupan aku mencoba untuk sabar melakukan semua ini. Ya meski kadang masih ada
celah males, molor, kurang semangat tapi aku yakin semua akan bisa teratasi
asal kita nyadar sebelum disadarkan. Terkadang juga merasa bersalah kalo
pekerjaan belum kelar, masih kurang ini dan itu. Anggap saja itu sebuah
masukkan positif. Ambil yang baik-baik aja dan kembalikan yang jelek-jelek. Salah
siapa ngasih yang kurang bermutu ?? ya kembalikan aja kalo ‘sesuatu’ itu ‘jelek’
untuk kita. Mata uda mulai berat sebelah ternyata pertanda kalo kapasitas energy
uda mulai menipis. Gag bisa d’paksain lagi. Ya udalah. Mau bobok imut dulu buat
persiapan aktivitas besok pagi lagi. Jangan menyerah dan putus asa. Ingat
masadepanmu dan CHANGE NOW !!! *eL_Roudz**
0 cobrotanya:
Posting Komentar